Kabut asap yang sudah menyebar ke
hampir seluruh wilayah di Asia Tenggara sudah melanda selama hampir dua bulan seluruh
warga di area tersebut namun bukannya berkurang malah makin melebar. Kabut asap
ini diakibatkan oleh kebakaran hutan baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan
Maluku.
Musim panas yang berkepanjangan
ini menjadi salah satu penyebab cepatnya kebakaran hutan selain dari penyebab
utamanya adalah karena pemilik izin usaha perkebunan yang melakukan pembebasan
lahan dengan melakukan pembakaran hutan...
Kabut asap ini memberikan dampak
yang banyak, diantaranya terganggunya hampir semua jalur penerbangan yang tentu
saja memberikan dampak yangluas kepada masyarakat, Juga menyebabkan
semakin menjangkitnya penyakit ispact.
Beberapa penerbangan terganggu
bahkan sampai ke bandara hasanuddin Makassar dan Bandara Malikussaleh bahkan menurut
Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di bandara itu menyatakan
jarak pandang untuk Aceh Utara dan sekitarnya saat ini hanya 200 meter dan
menjadi jarak pandang terburuk sepanjang sebulan terakhir. Kepala Pengelola
Bandara Malikussaleh Miswan menyebutkan penerbangan Garuda Indonesia rute
Bandara Kualanamu Medan menuju Bandara Malikussaleh dibatalkan.
Sebanyak 40 rute penerbangan
terganggu sesuai info tanggal 25 Oktober 2015, hal ini mengindikasikan bahwa
akibat kebakaran hutan ini telah mengakibatkan kabut asap yang semakin bertambah
bahkan ke daerah Indonesia Timur.
Seperti apakah usaha yang
dilakukan Pemerintah dalam rangka menghentikankabut asap ini ? apakah
keterlibatan pemerintah dengan para pemilik izin perkebunan sehingga dibiarkan
berlarut-larut ? ..Silakan menilai..
Artikel ditulis oleh Ashar Gibran.. Kabut Asap Yang Tak Terselesaikan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar